TEMPO.CO, Bandung -
Kriminolog dari Bandung, Yesmil Anwar, menduga sejoli yang menjadi
tersangka kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto, 19 tahun, dalam
keadaan waras. Ini setidaknya terbukti dari adanya perencanaan dan kerja
sama dalam menyakiti korban.
“Kalau hanya seorang ada
kemungkinan sakit jiwa. Ini keduanya, saling berkompetisi untuk menyiksa
korban," ujar Yesmil saat menyampaikan analisisnya kepada Tempo, Ahad, 9 Maret 2014.
Karena
itu, Yesmil meminta polisi bisa mengungkap penyiksaan apa saja yang
terjadi terhadap Ade Sara. Dari mulai penyekapan hingga akhirnya
meninggal dan mayatnya dibuang ke jalan tol. "Itu sadis dan ada motif di
belakangnya. Soal tersangka cemburu dan merasa dicuekin, itu jadi trigger saja untuk menyakiti korban," ujarnya. (baca: Polisi: Tersangka Pembunuh Ade Sara Normal)Yesmil
mengingatkan bahwa sejoli yang menjadi tersangka ini bisa memakai trik
seperti orang gila demi keringanan hukuman. Cara serupa seperti lupa dan
sakit biasa dipakai terdakwa kasus lain agar lolos dari jeratan hukum.
"Namun itu bisa diuji dengan berbagai cara," ujarnya.
Trik
pura-pura gila itu bisa dipatahkan dengan hasil pemeriksaan forensik
korban, bukti-bukti kasus, alat penguji kebohongan, dan pemeriksaan
psikolog. "Juga bisa ditelusuri dari riwayat sehat-tidaknya seseorang
sebelumnya," kata dosen Fakultas Hukum Unpad itu. Dalam persidangan
nanti, rekomendasi saksi ahli dan keyakinan hakim juga akan menentukan
waras-tidaknya terdakwa.
Sebelumnya diberitakan bahwa kuasa hukum
Ahmad Imam Al Hafitd, 19 tahun, dan Assyifa Ramadhani, 18 tahun, yang
menjadi tersangka kasus pembunuhan Ade Sara, Bustami, mengaku bingung
dengan perilaku kliennya. Kedua remaja itu disebutkan sempat tertawa
saat dimintai keterangan penyidik. "Saya juga bingung, kok, bisa masih
tertawa saat diperiksa," kata Bustami, Sabtu, 8 Maret 2014. (baca: Tersangka Pembunuh Ade Sara Tertawa Saat Diperiksa, Pengacara Bingung)Menurut
dia, saat melakukan aksi penganiayaan itu, keduanya dalam keadaan
sadar. Karena itu, dia meminta penyidik mendatangkan psikolog.
ANWAR SISWADI
Tulis komentar:
0 comments:
Silakan isi komentar, isi diluar tanggung jawab kami.
Mohon menjaga etika dan saling menghormati.
Salam Inspirasi